Langsung ke konten utama

Tata Krama yang Hilang Dimakan Waktu



                Kemarin saya bertemu seorang tetangga didepan rumah. Seperti layaknya orang yang saling tinggal berdekatan, saya mencoba tersenyum kepadanya. Namun, tidak saya duga, tetangga tersebut tidak membalasnya dan melengos pergi. Saya terkejut dengan kejadian yang saya alami itu, hingga munculah pertanyaan-pertanyaan dalam benak saya. Apakah jaman sudah berganti hingga tata kramapun hilang dimakannya? Kemanakah larinya ciri khas bangsa Indonesia yang dikenal ramah dimata dunia? Sungguh memilukan kenyataan ini.
            Saya sudah berkali-kali mengalami kejadian seperti itu. Kejadian yang menurut saya sangat memalukan. Awalnya saya kira ini karena faktor daerah yang mempengaruhi, berhubung kini saya tinggal disebuah perumahan yang cukup elit. Perumahan yang sudah dipastikan dihuni oleh orang-orang modern. Tetapi, ketika saya datang ke sebuah kampung yang sempat saya tinggali beberapa tahun yang lalu, sayapun meralat asumsi tadi. Saya melihat perubahan yang cukup signifikan dengan kondisi masyarakat disini. Dahulu Senyuman tulus, anggukan ramah dan tundukan sopan begitu mudah saya temui. Ketika saya berpapasan dengan seseorang, ketika saya melewati kerumunan dan ketika saya bertemu teman, hal itu sangat lumrah untuk dilakukan. Namun, kini semua terasa asing. Seiring berjalannya waktu manusia tumbuh menjadi individu yang sesungguhnya. Individu yang egois, tidak mempedulikan orang disekitarnya. Memang tidak semua manusia telah berubah, tetapi sebagian besar mampu memaksa saya untuk berkata, “Ya, kini telah berbeda.”
            Saya rindu merasakan keramahan bangsa yang selalu dibangga-banggakan itu. Ingin rasanya menyaksikan kembali tingkah manusia yang mempraktekan tata krama yang sudah ada sejak dulu. Betapa menyenangkannya tinggal disebuah daerah yang dipenuhi dengan orang-orang yang mempedulikan kita. Orang-orang yang menganggap kita ada dengan memberikan senyuman dan respon yang baik ketika berpapasan. Semoga tata krama yang saya rindukan ini tidak benar-benar hilang dimakan waktu karena sesungguhnya saya tidak ingin ‘tinggal sendiri’ diantara banyak manusia yang sudah memodernkan diri ini. Bagaimana dengan anda?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novel gue cetak!

               "Akhirnya cetak!!!!!" gue mendadak gila gara-gara 2 buku yang terpampang di meja belajar. Buku apa? Buku novel hasil jerih payah gue sendiri. Dua bulan gue njelimpang-njelimpung cari inspirasi buat nyelesainnya, akhirnya tamat juga. Pyuhhh... *ngelapkeringet*                 Sebenarnya novel yang gue cetak itu cuma tugas, tapi gue tetep aja senengnya ampun-apunan. Jadi gini, awal semester 1 dosen gue yang biasa dipanggil pak Madun udah ngasih 'warning' ke kita buat segera menyelesaikan tugas akhir. Tugas akhirnya itu ada 3 pilihan, novel, kumpulan cerpen, dan kumpulan puisi. Masing-masing itu harus dikerjakan sebanyak 50 halaman A5 dengan berbagai ketentuan.                  Gue dan temen-temen langsung histeris ngedenger penjelasan tentang tugas gila itu. Berhubung yang doi minta 50 halaman, otomatis gue udah ngeper dulu buat bikin novel. Gila aja novel 50 halaman, bro! Waktu itu yang gue pilih adalah kumpulan cerpen. Menurut kesoktauan tingkat

From Them

Salah satu tradisi ulangtahun anak muda itu Display picture BBM. Seperti gue yang dapet poto dari sahabat-sahabat gila. made by Indah Made by Clarissa Thank you ya! -_______________- Good job, Tasha Mughniar

Demam Korea di Indonesia, Butuh Obatkah?

                  Kini televisi disegarkan oleh muda-mudi Indonesia berwajah oriental yang tampil dimana-mana. Mereka asyik menyanyi sambil menari dengan kostum warna-warni dan tak lupa pernak-pernik yang ikut menempel ditubuhnya. Mereka menamai dirinya sebagai boyband atau girlband. Lantas, mengapa harus muncul bersamaan? Ya, akh ir-akhir ini Ibu pertiwi sedang terjangkit sebuah demam, demam Korea. Diawali dengan munculnya sebuah drama seri berjudul “Full House” pada tahun 2004 yang sukses besar di Indonesia. Maka bermunculanlah drama-drama lain yang memanjakan mata masyarakat. Penyuka Korea pun semakin lama semakin bertambah.             Seiring berjalannya waktu, bukan hanya drama Korea saja yang seliweran di televisi Indonesia. Kini muncul pula boyband dan girlband asli Korea. Sebut saja Super Junior dan SNSD. Mereka adalah contoh boyband dan girlband paling terkenal di Korea, begitu juga di Indonesia. Tentu nama dan lagu mereka sudah tidak asing lagi bagi penyuka Korea di Indo