Kutepuk pundaknya
kutarik lengannya
kugenggam tangannya
kutatap matanya
biar kilau menghantar semua
penuh sesak rasa yang ada
kami terpaut cukup lama
hingga mengalir air mata
dalam diam aku berdoa
agar cemas ini tak benar ada
namun isyarat itu tiba
aku pun mulai menerka
ia tersenyum penuh makna
dengan genggam yang makin nyata
erat hangat dan begitu lekat
membuat jiwa ikut tersayat
hitungan mundur pun dimulai
menghapus semua kata andai
dalam diam yang menjuntai
ia pergi dengan gontai
tuhan.. ragaku kini lunglai
bantu aku untuk tetap santai
mendoakannya dalam damai
agar ia segera sampai
Komentar
Posting Komentar