Langsung ke konten utama

Aku Baik-Baik Saja


"Datang dan pergi. Ah! Semua sama." kata seorang wanita sambil menunduk.
"Datang menyembuhkan luka itu bisa dipercaya, tapi pergi tanpa meninggalkan luka itu sulit dipercaya." tambahnya lagi sambil tersenyum.

Aku terus berdiam diri menatap wanita itu. Wajahnya sendu, matanya sayu. Ia memadu senyum, tapi kepedihan masih bisa menyeruak dari rautnya. Semakin lekat aku menatap, semakin aku tahu jika hatinya sedang tersayat.

 Tiba-tiba air menetes dari sudut kiri matanya. Seketika senyum tadi pun hilang. Kini, aku dapat melihat dengan jelas raut wanita yang tersakiti. Wanita yang menyimpan pedih serta bongkahan amarah. Amarah yang terpendam, amarah yang akan mengundang dendam dan tentu amarah pada salah satu anak Adam.

Wanita itu terus menangis sambil menatapku.  Tatapannya tajam, hingga hatiku seperti teriris.  Dari kilau matanya, aku melihat kelelahan dan keputusasaan. Ia sepertinya hampir menyerah dengan keadaan. Aku sangat merasa iba, ingin sekali aku memeluknya. Namun, tiba-tiba ia tersenyum sambil menghapus airmata.

"Aku baik-baik saja." ucap wanita itu dengan tangis yang tertahan.

Aku mematung, hatiku sakit melihat ia yang sedang tidak baik-baik saja, tapi berusaha untuk terlihat baik. 

Kini wajahnya memerah, pipinya basah penuh air mata, mulutnya menganga, nafasnya tersendak,  dan sesekali matanya terpejam.

"Tuhan.. Ada apa dengannya? Apa yang harus aku lakukan?" tanyaku dalam diam.

Akhirnya kuberanikan diri untuk mendekat, kuulurkan tangan hendak menghapus airmatanya. Namun, wanita itu terlihat enggan. Ia menggeleng lalu tersenyum.

"Aku hanya merasa lelah. Lelah untuk kembali berdiri, saat dahulu aku pernah jatuh dan hampir bangkit, tapi kini aku harus jatuh lagi. Kamu tahu? itu sungguh menyiksa! Tertatih membawa sebidang luka dan sebongkah amarah. Menyeretnya dalam lautan kehidupan, memaksanya untuk kembali berdapingan dengan lawan maya. Sakit rasanya menjadi biasa, padahal ada yang tidak biasa. Semua itu memakan waktu lama, waktu untuk sembuh dengan sendirinya atau dengan bantuan orang lain. Namun, pecayalah! Aku akan baik-baik saja."

Aku menghela nafas panjang. Perih sekali hati ini melihatnya berusaha untuk kuat, padahal ia sedang benar-benar lemah. Ironi..

Kami beradu tatap cukup lama, hingga akhirnya kuberanikan diri untuk mengeluarkan beberapa kata.

"Kamu akan selalu menjadi baik. Aku percaya itu. Kamu bisa!" kataku.

Wanita itu pun hilang saat aku berpaling dari cermin.




Kuhapus airmata di pipi dan bergegas pergi..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novel gue cetak!

               "Akhirnya cetak!!!!!" gue mendadak gila gara-gara 2 buku yang terpampang di meja belajar. Buku apa? Buku novel hasil jerih payah gue sendiri. Dua bulan gue njelimpang-njelimpung cari inspirasi buat nyelesainnya, akhirnya tamat juga. Pyuhhh... *ngelapkeringet*                 Sebenarnya novel yang gue cetak itu cuma tugas, tapi gue tetep aja senengnya ampun-apunan. Jadi gini, awal semester 1 dosen gue yang biasa dipanggil pak Madun udah ngasih 'warning' ke kita buat segera menyelesaikan tugas akhir. Tugas akhirnya itu ada 3 pilihan, novel, kumpulan cerpen, dan kumpulan puisi. Masing-masing itu harus dikerjakan sebanyak 50 halaman A5 dengan berbagai ketentuan.                  Gue dan temen-temen langsung histeris ngedenger penjelasan tentang tugas gila itu. Berhubung yang doi minta 50 halaman, otomatis gue udah ngeper dulu buat bikin novel. Gila aja novel 50 halaman, bro! Waktu itu yang gue pilih adalah kumpulan cerpen. Menurut kesoktauan tingkat

From Them

Salah satu tradisi ulangtahun anak muda itu Display picture BBM. Seperti gue yang dapet poto dari sahabat-sahabat gila. made by Indah Made by Clarissa Thank you ya! -_______________- Good job, Tasha Mughniar

Demam Korea di Indonesia, Butuh Obatkah?

                  Kini televisi disegarkan oleh muda-mudi Indonesia berwajah oriental yang tampil dimana-mana. Mereka asyik menyanyi sambil menari dengan kostum warna-warni dan tak lupa pernak-pernik yang ikut menempel ditubuhnya. Mereka menamai dirinya sebagai boyband atau girlband. Lantas, mengapa harus muncul bersamaan? Ya, akh ir-akhir ini Ibu pertiwi sedang terjangkit sebuah demam, demam Korea. Diawali dengan munculnya sebuah drama seri berjudul “Full House” pada tahun 2004 yang sukses besar di Indonesia. Maka bermunculanlah drama-drama lain yang memanjakan mata masyarakat. Penyuka Korea pun semakin lama semakin bertambah.             Seiring berjalannya waktu, bukan hanya drama Korea saja yang seliweran di televisi Indonesia. Kini muncul pula boyband dan girlband asli Korea. Sebut saja Super Junior dan SNSD. Mereka adalah contoh boyband dan girlband paling terkenal di Korea, begitu juga di Indonesia. Tentu nama dan lagu mereka sudah tidak asing lagi bagi penyuka Korea di Indo