Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

Aku?

Hanya karena mata yang lebih tertarik untuk tidak memandangku, aku bisa begitu marah Hanya karena mulut yang lebih sering menyebut nama seseorang, aku bisa begitu kecewa Hanya karena telinga yang lebih memilih mendengar orang lain, aku bisa begitu sedih Lalu, Apakah aku ini? Kekanakan atau memang tidak dipedulikan?

Angin

Kini aku semakin ramah pada angin Kubiarkan ia  menyentuh kulit dan kadang nekat memelukku Kini aku sering memejamkan mata kala ia menyapa Mencoba meresapi segala rasa yang ada Kini aku tahu mengapa aku merasa sakit tapi tetap bahagia Kini aku tahu mengapa aku menangis tapi terus tersenyum Kini aku pun tahu mengapa dingin ini justru membuat hangat Karena kini aku bisa merasakan pelukmu Karena kini aku dapat mencium aromamu Angin yang dengan baik hati menghampirimu lalu datang padaku Angin yang membawa hembusan rindu-rinduku untukmu Angin yang mempertemukan aku dan kamu Angin yang menyadarkanku, jika kita tidak benar-benar jauh

Tidak Begitu Jauh

Aku bisa merasakan angin yang sempat memelukmu Aku bisa melihat bintang yang manja menatapmu Kita tidak begitu jauh Kita masih sama-sama menapakan kaki di bumi Kita masih sama-sama merasakan sinar mentari Kita masih bisa melihat langit yang sama Kita tidak begitu jauh Lalu mengapa masih ragu?

1234567

Aku menangis sambil berlari Jauh, tanpa arah ... Langkahku terhenti Mataku mengerucut menatap deretan manusia dengan kemeja berlainan warna Siapa mereka? Air mataku terus mengalir, tubuhku gemetar Tanpa pikir panjang, aku memeluk punggung seseorang Aku lelah, kali ini aku begitu lemah Aku menangis sesegukan Aku memeluknya erat Kubiarkan kemeja itu kusut Kubiarkan punggungnya basah Aku mendekapnya lama Hingga kurasa aku semakin tenang Hingga aku tahu air mataku semakin berkurang Aku pergi Aku berlari lagi Tanpa peduli untuk menengok ke arah tadi Tiap kali aku jatuh Tiap kali aku menangis Aku selalu mencarinya, ia yang berkemeja putih Tiap kali aku mendekap erat punggungnya Tiap itu pulalah aku merasa kuat kembali 1 2 3 4 5 6 Aku selalu mengulang hal yang sama Aku datang, pergi dan kembali Aku memeluknya dari belakang Aku menangis lagi Hingga saat yang ke 7 Kami tak pernah saling bertukar kata Kami tak pernah saling bertukar tatap Tiba-tiba ia leny

Tentang Kita

Karena kita pernah ada apa-apa Hingga mata kita tidak pernah sanggup saling menatap Hingga tubuh kita sama-sama kaku ketika saling hadap Hingga darah berubah seperti angin Lidahku kelu Peluhmu luruh Kita sama-sama ragu Harus bertahan atau berlalu Mereka tidak pernah tahu Kita pernah saling mencari Kita pernah saling menggenggam Kita pernah saling memberikan pundak Dan, kita pernah sama-sama berjanji Untuk melupakan semua ini

Terlambat

Kau berteriak memanggil semua hal yang sudah susah payah aku kubur Kau menghembuskan rindu yang mampu membuatku bergidik Kau tumpahkan peluh hasil larimu mengejarku Kau adalah sulit Kau tidak mau tahu Kini.. Terlalu banyak amarah yang akan meledak Terlalu banyak air mata yang akan keluar Kau, Mengapa selalu datang terlambat?

Tanpa Batas

Kamu yang selalu merasa hebat Kamu yang selalu merasa kuat Kamu terus mencari celah Untuk tak mengalah pada lelah Kamu terus mengejar kehendak Tanpa pernah sadar butuh pundak Jadi, Kamu lupa akan arti batas?

Dalam Diam

Kutepuk pundaknya kutarik lengannya kugenggam tangannya kutatap matanya biar kilau menghantar semua penuh sesak rasa yang ada kami terpaut cukup lama hingga mengalir air mata dalam diam aku berdoa agar cemas ini tak benar ada namun isyarat itu tiba aku pun mulai menerka ia tersenyum penuh makna dengan genggam yang makin nyata erat hangat dan begitu lekat membuat jiwa ikut tersayat hitungan mundur pun dimulai menghapus semua kata andai dalam diam yang menjuntai ia pergi dengan gontai tuhan.. ragaku kini lunglai bantu aku untuk tetap santai mendoakannya dalam damai agar ia segera sampai

Kita, Satu..

Jika nanti kita berjalan dan aku mulai lelah,  tolong jangan paksa aku untuk kuat.  Namun, temani aku untuk rehat sejenak.  Tataplah mataku dan yakinkan aku untuk terus berlari.  Ulurkan tanganmu dan pegang tanganku. Pastikan aku bersamamu, berjalan, berdua.. Jika aku terjatuh dan menangis, Kau jangan marah dan mengumpatku. Ijinkan aku untuk mengambil jeda. Bantu aku mengusap air mata dan kembali kuat. Temani aku, lagi.. Jika aku semakin lemah dan tak sanggup untuk bangkit. Jangan tinggalkan aku sendiri disini. Aku ingin tetap bersamamu hingga tempat yang kita tuju. Ijinkan aku berada di punggungmu, menemanimu. Maafkan aku yang kini menjadi beban.. Jika tiba saatnya kamu yang mulai lelah. Jangan khawatir, ada aku disini yang siap membantumu. Ijinkan aku merangkulmu dan menjadikanmu beban bahuku. Percayalah, aku mampu memapahmu dan menopang tubuhmu. Aku janji, aku disini untukmu, selalu.. Terimakasih atas segala yang kau beri sejak awal. Atas sabar untuk selalu

Teraju

Di tengah padang amor ini Aku tegap berkeliling pada poros Dengan mata dan telinga yang bekerja Membantu hati untuk menakrifkan Ah.. Aku semakin gamam Lelah rasanya terus berkelesah Mencari anak adam paling licau Dengan ketulusan di genggaman Tak terasa denting jam pun terdengar Membawa waktu yang terus mengejar Makin kuat aku mendengar dan menatap Makin terhempas jua segala harap Harus apa aku sekarang? Terus mencari?  Diam menanti?  Atau.. Menutup hati? *Iseng berhadiah!* Tasha Mughniar

Candu

Jemu hadir kala menunggu Sendiri merindu di ujung pintu Hingga candra perlahan muncul Berlindung di balik mega dengan malu Hingga hati beku dan raga rapuh Karena sangkala yang terus melaju Ah.. Apalah arti semua itu? Aku tetap disini membisu Dengan jari yang selalu mengetuk kuku Aku siap menyatu dengan bayu Diam terpaku hingga sewindu Meski surai aduk dan fuad kelu Demi seseorang yang ku mau Kamu, sang candu..

Makhluk Blitz

Hai makhluk indah! Apakah kau tahu? Dirimu itu bagai blitz Yang mengejutkan tapi dinanti Yang mengganggu tapi dibutuhkan Kau melintas dihadapanku senja tadi Dengan senyum manis yang selalu hadir Membawa semburan cahaya pelangi Menyinari raga dan jiwaku yang sepi Oh sungguh mengejutkan! Aku terpesona seketika Hingga bola mata ini memperkuat kerjanya Untuk terus menatapmu dari sini ke sana Kuteliti segala gerak-gerikmu Mencari tahu siapa tahu ada yang harus kutahu Hingga akhirnya mata ini tak ingin berpaling Karena keindahanmu terus memanggil Bukan! Ini bukan keinginanku Ini adalah jalan yang diberikan Tuhan Yang tiba-tiba datang menghampiri Yang alur ceritanya harus kuikuti Memandangimu dari sini dan tak bisa pergi Berharap suatu saat dapat kumiliki Agar cerita cinta, duka dan cita dapat dibagi Denganmu, makhluk indah bagai blitz.. www.123rf.com

Musim Gugur

Pada suatu senja aku termenung Menatap langit luas jingga nan elok Disisiku berdiri kokoh pepohonan Menemaniku dalam kesendirian Angin berhembus membawa pergi dedaunan Merontokan mereka yang telah dimakan usia Dedaunan menguning dan begitu rapuh Seperti hatiku yang lelah, hilang dibawa waktu Ya hatiku.. Yang dulu mekar seperti mawar Merekah dikala kupu-kupu jantan menyapa Kini.. Hatiku terasa mati Seperti daun yang jatuh Seperti mawar yang layu Kala musim gugur datang menyatu (Poetry, Creative Writing UMN by me)